Selasa, 26 November 2013

Rangkaian Sensor Suhu Sederhana


Rangkaian Sensor Suhu Sederhana

Seperti yang saya katakan pada postingan-postingan saya tentang rangkaian sensor yang lain, rangkaian sensor suhu ini juga sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik. Untuk beberapa contoh rangkaian sensor yang sederhana anda bisa menggunakan prinsip pembagian tegangan antara variable resistor dan komponen yang dipasang seri dengan menggunakan satu atau dua buah transistor. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan anda bisa menggunakan IC Op-Amp agar bisa menghitung secara mudah nilai penguatan yang diinginkan.


Pada rangkaian ini juga saya tetap memanfaatkan fungsi monostable dari IC 555 sebagai penahan aktif rangkaian alarm selama waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ingin menahan kondisi output sensor pada saat terjadinya sinyal trigger dari rangkaian sensor maka anda tidak perlu menggunakan IC 555 beserta rangkaian monostable-nya.
rangkaian sensor suhu
Gambar rangkaian sensor suhu | Skema rangkaian sensor suhu
 
Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1 (potensio 10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (10 uF) dan C2 (1 uF)
3. Dioda : D1 (IN 4002)
4. Transistor : Q1 (BC 107)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
8. Rangkaian alarm (sesuai selera)

Prinsip Kerja Sensor Suhu dan Analisa Rangkaian :

  1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
  2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan men-trigger rangkaian monostable.
  3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
  4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
  5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.
Anda bisa download rangkaian sensor suhu ini dengan meng-copy saja halaman postingan ini, lihat juga rangkaian sensor yang lain seperti : rangkaian sensor cahaya, infra merah, suara, sentuh, air dan gerak.
 

RANGKAIAN SENSOR GERAK

Rangkaian Sensor Gerak Menggunakan Infra Merah
 
Rangkaian sensor ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gerakan. Rangkaian ini menggunakan cahaya infra merah sebagai pendeteksi gerakan. Pada bagian pemancar menggunakan IC NE 555 sebagai pembangkit sinyal. Frekuensi yang dihasilkan rangkaian ini berkisar 5 KHz. keluaran multivibrator ini akan dipancarkan dengan dengan led infra merah.
IC1 (NE 555) adalah multivibrator astabil yang di hubungkan dengan LED IR menghasilkan sinar inframerah 5Khz. sinar infra merah ini akan di terima oleh foto transistor Q1, jika dalam kondisi normal output pin (7) dari IC2 akan rendah (low). dan jika anda benda yang bergerak di antara pemancar dan penerima maka pada pin 7 dari IC 2 akan berkondisi tinggi (high). rangkaian bell atau bazzer dapat dihubungkan pada output dari IC 2 ini untuk menunjukkan adanya gangguan ini.

LAMPU OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA

Rangkaian Saklar Lampu Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya

Salam Electrical Engineer yang setia membaca artikel pada blog ini. Semoga tetap bersemangat untuk belajar dan terus belajar tentang elektronika. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang Rangkaian Saklar Lampu Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya. Seringkali kita malas mematikan lampu ketika pagi hari. Berikut solusi untuk mengatasi hal tersebut. Gunakan fitur Translate di sebelah kanan untuk menterjemahkan teks berbahasa inggris, selamat membaca, semoga bermanfaat.

Skema Rangkaian

Rangkaian Saklar Lampu Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya
This is a photocell circuit for detecting the light intensity. At full light the resistance of the photocell will be few ten ohms and at darkness it will rise to several hundred ohms. IC1 Op amp uA741 is wired as a comparator here. At darkness the resistance of photocell increases and so the voltage at the inverting input of the IC1 will be less than the reference voltage at the non inverting input. The output of the IC1 goes to positive saturation and it switches ON the transistor to activate the relay. By this way the lamp 
connected through the relay contact glows. The diode D1 works as a freewheeling diode.
Photocell

A light sensor (photodetector) that varies its resistance between its two terminals based on the amount of photons (light) it receives. Used for photographic light meters, automatic on-at-dusk street lights and other light-sensitive applications, it is also called a "light dependent resistor" (LDR) and "photoresistor."
The photocell's semiconductor material is typically cadmium sulfide (CdS), but other elements are also used. Photocells and photodiodes are used for similar applications; however, the photocell passes current bi-directionally, whereas the photodiode is unidirectional.

Photocell
Photocells come in a variety of packages such as this assortment from PerkinElmer. As the photocell receives more photons, the resistance is lowered between the two terminals.

LAMPU TEPUK DENGAN SENSOR SUARA

Rangkaian Saklar Lampu Dengan Sensor Suara ( Tepuk )

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi rangkaian yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari - hari. Rangkaian ini saya beri nama Rangkaian Saklar Lampu Dengan Sensor Suara ( Tepuk ), hal ini karena saya sesuaikan dengan cara kerja alat ini. Dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan elektronika kita tidak perlu menggunakan saklar konvensional untuk menyalakan dan mematikan lampu. Cukup menggunakan alat ini kita tinggal memberikan suara/tepukan tangan sudah cukup untuk menghidupkan lampu di rumah. Rangkaian ini merupakan penguat Non Inverting yang menggunakan IC Op-Amp LM358. Rangkaian ini sudah saya modifikasi dengan menggunakan komponen elektronika yang mudah di dapatkan di pasaran indonesia.

Berikut Adalah gambar rangkaiannya :

Daftar Komponen :
1. IC LM358
2. R1 : 10 K Ohm
3. R2 : 39 K Ohm
4. R3 : 1 K Ohm
5. R4 : 1 M Ohm
6. R5 : 10 K Ohm
7. R6 : 2,2 K Ohm
8. R7 : 1 K Ohm
9. R8 : 1 K Ohm
10. C1 : 100 pF
11. C2 : 2,2 uF / 25 Volt
12. C3 : 100 nF
13. C4 : 10 uF / 25 Volt
14. C5 : 2,2 uF / 25 Volt
15. D1 : 1N4148
16. D2 : 1N4148
17. D3 : LED
18. D4 : 1N4002
19. D5 : 1N4002
20. Mic Condenser
21. Potensiometer : 200 K Ohm ( Didunakan untuk mengatur sensitivitas sensor )
22. Transistor TIP 41
23. Relay : 12 Volt DC

Rangkaian flip flop


 RANGKAIAN FLIP FLOP SEDERHANA

Rangkaian flip flop sangat dikenal di kalangan penggemar elektronika, apalagi bagi pemula. Rangkaian flip flop adalah sebuah rangkaian yang bekerja selalu bergantian dengan dua buah input dan dua buah output yang selalu berlawanan.
Rangkaian flip-flop terdiri dari S-C Flip-flop atau disebut juga dengan S-R Flip-flop, J-K Flip-flop, D Flip-flop, dan T Flip-flop. Rangkaian S-C Flip-flop masih mempunyai kekurangan yaitu dua buah inputnya tidak boleh sama, dan ini diperbaiki dengan rangkaian J-K Flip-flop. Sedangkan rangkaian Delay (D) Flip-flop dan Togle (T) Flip-flop merupakan salah satu aplikasi dari S-C dan J-K Flip-flop yang digunakan secara khusus.
Nah, kali ini kita akan membuat rangkaian flip flop yang sangat sederhana. Hanya satu transistor dan beberapa komponen dasar lainnya seperti resistor dan kapasitor yang dibutuhkan rangkaian ini. Sedangkan catu daya yang dibutuhkan pun hanya sebesar 3 – 12 volt DC.
Rangkaian flip flop merupakan rangkaian elektronika yang tersusun dari beberapa rangkaian dimana output dari rangkaian ini akan ditampilkan oleh dua buah Light Emitting Diode (LED) yang akan menyala berkedip secara bergantian. Karena nyala yang berkedip bergantian inilah banyak orang menyebutnya dengan nama flip flop.
Gambar Skema Rangkaian Flip-Flop
Gambar Skema Rangkaian Flip-Flop
Daftar komponen :
R1  = 22K Ohm
R3  = 22K Ohm
R2  = 150 Ohm
R4  = 150 ohm
C1  = 47uF / 16 Volt
C2: = 47uF / 16 Volt
TR1 = FCS913
TR2 = FCS913
Baterai = 3 – 12 Volt
Pada gambar skema di atas terlihat bahwa rangkaian ini cukup menggunakan baterai yang besarannya antara 3 – 12 Volt sebagai sumber daya. Namun, kami sarankan memakai catu daya sebesar 9 Volt untuk hasil kerja yang optimal. Anda bisa menggunakan adaptor DC atau baterai sebagai sumber catu dayanya. Rangkaian flip flop sederhana ini bisa anda gunakan sebagai hiasan lampu sepeda, sepeda motor, etalase, kamar dan sebagainya.